Tasikmalaya – Suasana haru menyelimuti SMP Negeri 1 Cisayong pada Jumat (2/5/2025), saat seluruh civitas akademika memberikan penghormatan terakhir kepada salah satu guru paling senior mereka, Hj. Widayah, S.Pd., M.Pd., yang resmi memasuki masa purnabakti. Dengan 39 tahun pengabdian sebagai pengajar Bahasa Indonesia, Bu Widayah dikenal sebagai sosok penuh kasih, disiplin, dan inspiratif.
Dalam sambutannya, Hj. Widayah mengungkapkan bahwa menjadi guru adalah panggilan cinta. “Saya betah menjadi guru itu karena cinta. Maka jika Allah menitipkan sesuatu, cintailah,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa kehadiran orang-orang baik di sekelilingnya selama ini menjadi faktor utama dirinya terus semangat mengabdi hingga akhir masa dinas.
Ia juga menyampaikan pesan moral mendalam bagi para siswa dan guru yang hadir. “Teruslah berbuat baik, meskipun orang lain tidak pernah melirik kebaikanmu. Karena kebaikan tidak pernah salah alamat,” ucapnya dengan suara bergetar. Ia mengajak hadirin untuk menjauhi ghibah, meningkatkan karakter, dan selalu menjaga kejujuran.
Momen tersebut juga menyentuh hati para siswa. Zena, perwakilan peserta didik kelas 9, dengan tulus menyampaikan rasa terima kasih dan permintaan maaf atas segala kekurangan murid selama dididik oleh beliau.
“Sungguh kami merasa terhormat pernah dididik oleh Ibu. Maafkan kami jika belum menjadi yang terbaik,” tutur Zena, mewakili perasaan seluruh siswa.
Sambutan juga disampaikan oleh Drs. Deni Hendrawan, rekan sejawat Bu Widayah, yang mengapresiasi kontribusi besar sang guru terhadap lembaga. Ia menegaskan bahwa secara kelembagaan, masa tugas mungkin selesai, namun secara kekeluargaan, hubungan dengan Bu Widayah akan terus terjaga.
“Kami sangat berterima kasih atas semua kontribusi positif Ibu untuk sekolah ini. Kami juga memohon maaf atas segala kesalahan selama kebersamaan di sini,” kata Deni.
Kepala sekolah SMPN 1 Cisayong pun turut menyampaikan apresiasi mendalam, menyebut Bu Widayah sebagai sosok yang tak hanya berprestasi di bidang akademik, tetapi juga aktif mengirimkan siswa dalam berbagai lomba sastra seperti cerpen dan puisi.
Dengan berakhirnya masa dinas Hj. Widayah, bukan hanya seorang guru yang berpamitan, tetapi juga teladan hidup yang menginspirasi generasi. Sosoknya akan terus dikenang sebagai bagian penting dalam sejarah SMPN 1 Cisayong.


