Close Menu
Citpos.idCitpos.id
  • Beranda
  • Berita
  • Ekonomi
  • Politik
  • Sosbud
  • Advetori
Facebook X (Twitter) Instagram
Facebook X (Twitter) Instagram Vimeo
Citpos.idCitpos.id
Subscribe Login
  • Beranda
  • Berita
  • Ekonomi
  • Politik
  • Sosbud
  • Advetori
Citpos.idCitpos.id
Saintek

Planet Neptunus dan Uranus Memiliki Warna Berbeda Menurut Studi

Richard MundzirRichard Mundzir5 Jan 2024
Bagikan Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr WhatsApp VKontakte Email
Planet neptunus dan uranus memiliki warna berbeda
Perbedaan warna antara planet Neptunus dan Uranus
Bagikan
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Dexveiw – Pada musim panas tahun 1989, pesawat ruang angkasa Voyager 2 milik NASA mengirimkan gambar pertama planet Neptunus dan Uranus yang telah manusia ambil melalui radio ke Bumi.

Gambar-gambar tersebut mengungkapkan bahwa planet terluar matahari adalah sebuah planet berwarna biru tua yang menakjubkan.

Sebaliknya, Uranus, planet tetangga Neptunus dan planet pertama yang teleskop temukan, tampak lebih pucat. Melansir dari Space, Jumat (5/1/2024), kedua planet yang tampaknya kembar ini memiliki banyak kesamaan. Ukurannya kira-kira sama, hampir sama besarnya, dan keduanya memiliki atmosfer dalam yang terbuat dari bahan serupa.

Penyebab Planet Neptunus dan Uranus Memiliki Warna yang Berbeda

Namun kini, analisis terbaru terhadap gambar Voyager 2 menunjukkan kedua raksasa es (planet Neptunus dan Uranus) tersebut sebenarnya memiliki warna biru kehijauan yang serupa. Hal itu merupakan “representasi paling akurat” dari warna planet-planet tersebut, demikian temuan studi baru tersebut.

Pada akhir tahun 1900-an, gambaran Uranus dan Neptunus yang Voyager 2 rekam, mereka satukan dalam satu warna untuk menghasilkan gambar komposit. Gambar menunjukkan bahwa planet-planet tersebut masing-masing berwarna biru kehijauan (cyan) dan biru langit (azure).

Meskipun gambar-gambar Uranus yang telah merekan unggah hampir mendekati warna aslinya. Gambar-gambar awal Neptunus telah dibentangkan dan ditingkatkan untuk menampilkan awan, area memanjang, dan anginnya. Oleh karena itu gambarnya terlihat terlalu biru secara artifisial. Penulis utama studi Patrick Irwin, seorang fisikawan planet di Oxford University di Inggris Raya (UK), mengatakan dalam sebuah pernyataan.

“Meskipun warna jenuh buatan telah diketahui pada saat itu di kalangan ilmuwan planet. Dan gambar-gambar tersebut dirilis dengan keterangan yang menjelaskannya, perbedaan tersebut telah hilang seiring berjalannya waktu,” ujar Irwin.

Kesalahpahaman Para Ilmuwan Tentang Warna Neptunus

Untuk mengatasi kesalahpahaman ini, Irwin dan rekannya menggunakannya gambar baru dari Teleskop Luar Angkasa Hubble NASA dan Very Large Telescope milik Badan Antariksa Eropa (ESA), yang instrumennya menangkap spektrum warna yang kaya di setiap piksel, sehingga memprosesnya menentukan “warna nyata yang sebenarnya” dari Uranus dan Neptunus.

Kemudian, tim meninjau kembali gambar Voyager 2 dan menyeimbangkannya kembali sesuai dengan data baru, yang menunjukkan bahwa kedua planet sebenarnya memiliki warna biru yang serupa.

Warna tersebut berasal dari lapisan metana di atmosfer planet yang menyerap warna merah dari cahaya matahari.

Warna tersebut berasal dari lapisan metana di atmosfer planet yang menyerap warna merah dari cahaya matahari. Uranus sedikit lebih putih, menurut studi baru ini, mungkin karena atmosfernya yang agak stagnan dan lamban memungkinkan kabut metana terakumulasi, yang memantulkan bagian merah sinar matahari lebih banyak dari pada Neptunus.

Kehadiran partikel es metana yang terkumpulkan juga dapat menjelaskan mengapa Uranus sedikit berubah warna selama 84 tahun orbitnya mengelilingi matahari.

Gambar yang mereka rekam antara tahun 1950 dan 2016 oleh Observatorium Lowell di Arizona menunjukkan planet ini tampak lebih hijau selama titik balik matahari, ketika salah satu kutubnya mengarah ke matahari, dan lebih biru selama ekuinoks, ketika matahari bersinar tepat di atas ekuatornya.

Dengan membandingkan kecerahan kutub Uranus dengan wilayah khatulistiwa dalam gambar-gambar ini. Irwin dan timnya menyimpulkan jumlah metana di dekat kutub kemungkinan hanya setengahnya dari pada di khatulistiwa, sehingga menyebabkan perubahan warna-warna.

Heidi Hammel dariz Asosiasi Universitas untuk Penelitian Astronomi, yang tidak berafiliasi dengan studi baru ini. Ia mengatakan kesalahpahaman tentang warna Neptunus, serta perubahan Uranus yang tidak biasa, telah membingungkan kita selama beberapa dekade.

“Studi komprehensif ini pada akhirnya akan menyelesaikan kedua masalah tersebut,” ujar Hammel.

Penelitian ini dijelaskan dalam makalah yang terbit pada Kamis (4/1/2024) di jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society.

NASA Techno Update Teleskop Luar Angkasa
Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr WhatsApp Email
Previous ArticlePuing Roket Satelit China Jatuh di Dekat Kawasan Berpenduduk
Next Article Dua Perusahaan Swasta Ajak AS untuk Coba Lagi Pendaratan di Bulan

Related Posts

Perlindungan Khusus Anak Di Bawah 16 Tahun dari Instagram

11 Feb 2025

Harga Terjangkau Dari Apple, Iphone SE 4 Akan Segera Rilis!

11 Feb 2025

Huawei Lipat Tiga Raup 3 Juta Preorder Jelang Launching iPhone 16

13 Sep 2024

Huawei Mate XT: Ponsel Tri-Fold Baru Tantang Dominasi Apple di China

11 Sep 2024
Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

PB IGOCIS Jadi Jawaban Orang Tua untuk Minat dan Karakter Anak

Astri Nurfianti4 Okt 2025

Kajian Ustadzah Halimah Alaydrus Ribuan Jamaah Padati Mesjid Agung Tasikmalaya

Astri Nurfianti4 Mei 2025

Nabung Emas di Pegadaian Solusi Pelunasan Biaya Haji

Astri Nurfianti13 Feb 2025

Kemenko PMK Dukung Inovasi Ekosistem Logistik Haji

Astri Nurfianti12 Feb 2025
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
  • LinkedIn
  • TikTok
  • WhatsApp
  • Telegram
© 2025 Citpos.id by Dexpert, Inc.
PT Sciedex Multi Press
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman
  • Kontak

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

Sign In or Register

Welcome Back!

Login to your account below.

Lost password?