Dexview – Penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan buatan alias AI dapat memberikan peningkatan produktivitas yang besar bagi rata-rata pekerja. Selain itu, terdapat indikasi-indikasi bahwa kecerdasan buatan tidak hanya mengotomatiskan pekerjaan dan menggantikan pekerja manusia tetapi juga memainkan peran yang lebih rumit dalam angkatan kerja.
Meansir dari Business Insider, Selasa (6/2/2024), Fabian Stephany, yang mengajar tentang AI di Oxford Internet Institute. Ia mengatakan bahwa AI memiliki peran yang lebih ambigu di pasar tenaga kerja daripada sekadar menyebabkan pekerjaan menjadi otomatis dalam skala massal.
Keterangan-keterangan yang Menguatkan Kecerdasan Buatan Gantikan Manajer
Stephany adalah salah satu pakar yang mengatakan kepada Business Insider bahwa AI dapat memengaruhi pekerjaan atasan sama seperti pekerjaan seseorang. Pasalnya, AI menjadikan keterampilan-keterampilan, bukan skala. Sebagai tolok ukur yang AI gunakan oleh para pemimpin di tempat kerja untuk ternilai penting.
AI, Stephany menambahkan, memengaruhi tempat kerja pada tingkat tugas dan keterampilan. “Ini bertujuan untuk menambah dan mengotomatiskan hal-hal tertentu,” tambah dia.
Ravin Jesuthasan, pemimpin global untuk layanan transformasi di perusahaan konsultan raksasa Mercer. Bahwa Ia mengatakan perubahan-perubahan yang AI bawa sejalan dengan perubahan-perubahan yang sedang berlangsung dalam cara perusahaan-perusahaan mendekati kepemimpinan.
Banyak Perusahaan yang Menulis Ulang Aturan Kepemimpinan Karena AI
“Perusahaan-perusahaan sudah mulai menulis ulang aturan kepemimpinan, menulis ulang aturan manajemen, dan memberikan penghargaan kepada para manajer untuk hal-hal yang berbeda,” kata Jesuthasan kepada Business Insider.
Secara historis, senioritas seorang pekerja mencerminkan ukuran tim dan anggarannya. Dengan hadirnya AI, hal ini tidak akan terlalu mencerminkan gaji dan anggaran, namun perusahaan akan berkata,
“Saya akan memberikan imbalan atas dampak yang Anda berikan terhadap perusahaan,” kata Jesuthasan.
Jika AI merestrukturisasi beban-beban kerja manusia dan menjadikan pekerja individu lebih produktif, kepala teknologi global EY Nicola Morini Bianzino mengatakan kepada Business Insider, metrik seperti jumlah laporan-laporan langsung atau besaran anggaran mungkin tidak lagi menjadi ukuran kepemimpinan yang memadai.
“Pada dasarnya Anda perlu membalikkan cara Anda memandang disiplin manajemen secara umum,” ujar Bianzino.
“Ini bukan tentang melakukan sesuatu yang saya lakukan kemarin dengan lebih efisien. Ini tentang melakukan sesuatu yang benar-benar berbeda,” tambahnya.


