Dexview – Teleskop James Webb telah membuka jendela baru ke alam semesta. Akan tetapi, teleskop ini bertujuan atas misi yang telah NASA lakukan sejak 40 tahun yang lalu, termasuk Spitzer dan Satelit Astronomi Inframerah (IRAS).
Pada 25 Desember 2023, NASA merayakan dua tahun peluncuran Teleskop Luar Angkasa James Webb, observatorium luar angkasa terbesar dan terkuat dalam sejarah. Kejelasan gambarnya telah menginspirasi dunia, dan para ilmuwan baru saja mulai mengeksplorasi manfaat ilmiah yang teleskop itu bisa lakukan.
IRAS Teleskop 40 Tahun Lalu Milik NASA
Keberhasilan Teleskop James Webb ini berdiri berdasarkan empat dekade teleskop luar angkasa yang juga mendeteksi cahaya inframerah (yang tidak terlihat oleh mata telanjang), khususnya hasil kerja dua teleskop pensiunan NASA yang merayakan hari jadinya pada tahun lalu.
Januari menandai tahun ke-40 sejak peluncuran teleskop luar angkasa, Satelit Astronomi Inframerah (IRAS). Sementara bulan Agustus menandai peringatan 20 tahun peluncuran Teleskop Luar Angkasa Spitzer.
Warisan ini terpancar dalam gambar Rho Ophiuchi yang diambil NASA, salah satu wilayah pembentuk bintang terdekat dengan Bumi. IRAS adalah teleskop inframerah pertama yang diluncurkan ke orbit Bumi, di atas atmosfer yang menghalangi sebagian besar panjang gelombang inframerah.
Awan tebal gas dan debu di Rho Ophiuchi menghalangi cahaya tampak. Namun penglihatan inframerah IRAS menjadikannya observatorium pertama yang mampu menembus lapisan-lapisan tersebut, untuk mengungkap bintang-bintang baru lahir yang terletak jauh.
Teleskop Kedua Setelah IRAS dan Sebelum James Webb
Dua puluh tahun kemudian, beberapa detektor inframerah Spitzer membantu. Para astronom menentukan usia yang lebih spesifik untuk banyak bintang di wilayah tersebut. Memberikan wawasan tentang bagaimana bintang-bintang muda di seluruh alam semesta berevolusi.
Penglihatan inframerah Teleskop James Webb yang lebih detail, menunjukkan semburan jet dari bintang-bintang muda, serta piringan material di sekitarnya (yang akan membentuk sistem planet masa depan).
Contoh lainnya adalah Fomalhaut, bintang yang memiliki piringan puing yang mirip dengan sabuk asteroid Bumi. Empat puluh tahun yang lalu, piringan tersebut merupakan salah satu penemuan besar IRAS, karena piringan itu juga secara kuat mengisyaratkan keberadaan setidaknya satu planet, pada saat belum ada planet yang kita ketahui di luar tata surya.
Pengamatan selanjutnya oleh Spitzer menunjukkan bahwa piringan tersebut memiliki dua bagian (wilayah luar yang dingin dan wilayah dalam yang hangat) dan mengungkapkan lebih banyak bukti keberadaan planet.
Banyak teleskop lain, termasuk Teleskop Luar Angkasa Hubble milik NASA, yang telah mempelajari Fomalhaut. Awal tahun ini, gambar dari Teleskop James Webb memberi para ilmuwan pandangan paling jelas tentang struktur piringan tersebut.
Teleskop James Webb mengungkapkan dua cincin batu dan gas yang sebelumnya tidak terlihat di piringan bagian dalam. Menggabungkan karya teleskop dari generasi ke generasi membuat kisah Fomalhaut menjadi lebih jelas.


