Dexview – Helikopter Mars perintis NASA, Ingenuity, telah melakukan penerbangan terakhirnya di Planet Mars. NASA mengumumkan pada Rabu (25/1/2024), Ingenuity mengalami kerusakan pada bilah rotor selama lompatan terakhirnya dan tidak lagi mampu terbang.
“Perjalanan bersejarah Ingenuity. Pesawat pertama di planet lain, telah berakhir,” kata Administrator NASA Bill Nelson dalam pernyataan agensinya, melansir dari Space, Jumat (26/1/2024).
Helikopter Mars Milik NASA, Helikopter Terbaik untuk Eksplorasi Mars
Nelson menambahkan helikopter luar biasa itu terbang lebih tinggi dan lebih jauh dari yang pernah kita bayangkan. Membantu NASA melakukan yang terbaik, membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin.
“Melalui misi-misi seperti Ingenuity. NASA membuka jalan bagi penerbangan masa depan di tata surya kita dan eksplorasi manusia yang lebih cerdas dan aman ke Mars dan sekitarnya,” ujar Nelson.
Ingenuity mendarat bersama penjelajah Perseverance NASA di dasar Kawah Jezero Mars pada Februari 2021. Helikopter seberat 1,8 kilogram ini memiliki misi untuk menunjukkan bahwa penerbangan bertenaga listrik memang mungkin untuk terlaksana di Mars meskipun atmosfer planet tersebut tipis. Hal ini segera dilakukan dalam kampanye lima penerbangan pada musim semi itu.
NASA kemudian memberikan misi tambahan kepada Ingenuity, di mana pesawat rotor berfungsi sebagai pengintai untuk Perseverance yang berburu kehidupan dan mengumpulkan sampel. Ingenuity melakukan 67 penerbangan selama kampanye baru ini, jauh melebihi ekspektasi para ilmuwan dan para insinyur misi tersebut.
Target Awal Helikopter Kecil yang Dapat Melebihi Batas Target
Meskipun misi utama helikopter Mars kecil itu tergetnya hanya berlangsung selama 30 hari. Namun helikopter tersebut tetap beroperasi di permukaan Mars selama hampir tiga tahun. Tetap mengudara selama hampir 129 menit selama 72 penerbangannya di Planet Merah. Ingenuity menempuh jarak sekitar 17,7 kilometer, menurut catatan penerbangan misi tersebut.
Tetapi Ingenuity mengalami beberapa masalah selama penerbangan terakhirnya, yang terjadi pada 18 Januari. Selama serangan itu, “komunikasi antara helikopter dan penjelajah dihentikan lebih awal, sebelum mendarat,” kata NASA dalam sebuah pernyataan.
Tim misi berhasil menjalin kembali kontak dengan Ingenuity. Tetapi citra yang helikopter kumpulkan selama penerbangan 18 Januari mengungkapkan bahwa satu atau lebih dari empat bilah rotornya “mengalami kerusakan saat mendarat,” tulis pejabat NASA dalam pembaruan hari ini.
Meskipun masa terbang Ingenuity telah berakhir, peninggalan helikopter ini tetap terjamin. Pesawat ini telah mendapat tempat yang layak dalam buku-buku rekor eksplorasi umat manusia. Keberhasilannya di Mars kemungkinan besar akan mengarah pada eksplorasi udara lebih lanjut di Planet Merah.
Memang benar, NASA berencana mengirim dua helikopter mirip Ingenuity untuk membantu Perseverance mengumpulkan sampel-sampel untuk dikembalikan ke Bumi. Badan tersebut telah mengembangkan helikopter-helikopter yang lebih besar dan lebih mumpuni yang suatu hari nanti dapat melakukan misi sains mereka sendiri di Planet Merah. Jika hari itu tiba, mereka akan berutang budi pada Ingenuity.


