Close Menu
Citpos.idCitpos.id
  • Beranda
  • Berita
  • Ekonomi
  • Politik
  • Sosbud
  • Advetori
Facebook X (Twitter) Instagram
Facebook X (Twitter) Instagram Vimeo
Citpos.idCitpos.id
Subscribe Login
  • Beranda
  • Berita
  • Ekonomi
  • Politik
  • Sosbud
  • Advetori
Citpos.idCitpos.id
Info Haji

Haji dalam Kesadaran Nasional dan Perlawanan Kolonial

Pengaruh Haji terhadap Kesadaran Antikolonial
Astri NurfiantiAstri Nurfianti28 Agu 2024
Bagikan Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr WhatsApp VKontakte Email
Haji Kesadaran Nasional Perlawanan kolonial
ilustrasi ibadah haji (.inet)
Bagikan
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Jakarta – Ibadah haji bukan hanya persoalan ritual kewajiban agama Islam, bukan pula hanya aspek ekonomi, jalinan keilmuan antara Nusantara dan Timur Tengah.

Ibadah haji juga sebagai media transmisi gerakan pembaharuan dan konsolidasi gerakan perlawanan kepada pemerintah kolonial Belanda di bumi Nusantara. Selain dari itu semua, ibadah haji juga sangat jelas menunjukkan fungsi transformasi masyarakat.

Haji Sebagai Pemersatu Nasional

Aktifitas perjalanan haji telah ada sejak masa-masa awal masuknya Islam di Nusantara. Artinya, sejarah haji di Nusantara berusia setua sejarah Islam sendiri. Karena begitu seseorang masuk Islam, dia akan menghadapi lima kewajiban dasar yang harus terpenuhi yaitu rukun Islam (arkan al-Islam). Menunaikan haji ke Makkah adalah salah satu dari rukun Islam.  

Di antara banyak fungsi transformatif ibadah haji, satu di antaranya ibadah haji sebagai pemersatu kesadaran nasional di bumi Nusantara. Kesadaran nasional tidak hanya terbentuk di Indonesia, tapi juga tumbuh di luar negeri terutama di Makkah dalam suasana ibadah haji karena jamaah dari berbagai daerah di Indonesia berdatangan setiap musim haji.  Bagi yang sudah mukim di Makkah mereka bebas melakukan pertemuan. 

Di Makkah, jauh sebelum Sumpah Pemuda, bahasa Melayu sudah berfungsi sebagai ikatan pemersatu orang Nusantara. Bayangkan, di Makkah orang dari Jawa, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi Selatan, Kalimantan, Semenanjung Malaya, Minangkabau dan Aceh selama lima bulan bebas bergaul, tukar pengalaman dan pikiran.

Pengaruh Haji terhadap Kesadaran Antikolonial

Snouck Hurgronje mencatat bagaimana orang dari seluruh Nusantara ikut membicarakan perlawanan Aceh terhadap Belanda. Serta bagaimana mata mereka terbuka mengenai penjajahan Belanda maupun Inggris dan Prancis atas bangsa-bangsa Islam. Di Makkah, jauh sebelum Sumpah Pemuda, bahasa Melayu sudah berfungsi sebagai ikatan pemersatu orang Nusantara.

Di Makkah, para haji hidup beberapa bulan dalam suasana anti-kolonial, yang sangat membekas pada diri mereka.

Pemberontakan petani Banten tahun 1888 dan pemberontakan Sasak 1892 melawan Bali (yang menduduki Lombok pada zaman itu). Jelas terinspirasi oleh pengalaman tokoh-tokohnya ketika mereka berada di Makkah.” (Bruinessen 1990: 8).

Haji dalam Kesadaran Nasional dan Pencarian Ilmu

Para jamaah haji dari bumi Nusantara setelah berinteraksi dengan masyarakat dunia di Makkah. Mereka memiliki kesadaran untuk melawan penjajahan di bumi Nusantara. Maka lahirlah kesadaran nasional, dan perlawanan terhadap penjajah untuk meraih kemerdekaan.

Demikian dalam terbitan Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015 terjelaskan dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia.

Ibadah haji juga berfungsi sebagai sarana mencari ilmu (ngelmu) di pusat Islam yaitu Haramain (Makkah dan Madinah). Banyak haji Nusantara yang bermukim (Jawah mukim) di Tanah Suci dan menuntut ilmu bertahun-tahun sampai menjadi ulama terkenal yang merupakan ulama Jawi atau Ashab Al Jawiyyin (saudara kita orang Jawi) sebutan untuk haji yang berasal dari bumi Nusantara. 

Info Haji Nusantara Pemersatu Nasional Snouck Hurgronje
Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr WhatsApp Email
Previous ArticleKemenag Tentukan Dana Haji Secara Kolektif
Next Article BSI Mobile dan Merchant QRIS: Pertumbuhan Pesat pada 2024

Related Posts

Nabung Emas di Pegadaian Solusi Pelunasan Biaya Haji

13 Feb 2025

Kemenko PMK Dukung Inovasi Ekosistem Logistik Haji

12 Feb 2025

Setelah 13 Tahun, Megawati Menjalani Umroh Kembali

11 Feb 2025

Kurangi Antrian, Setoran Haji Naik Jadi 35 Juta

11 Feb 2025
Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

PB IGOCIS Jadi Jawaban Orang Tua untuk Minat dan Karakter Anak

Astri Nurfianti4 Okt 2025

Kajian Ustadzah Halimah Alaydrus Ribuan Jamaah Padati Mesjid Agung Tasikmalaya

Astri Nurfianti4 Mei 2025

Nabung Emas di Pegadaian Solusi Pelunasan Biaya Haji

Astri Nurfianti13 Feb 2025

Kemenko PMK Dukung Inovasi Ekosistem Logistik Haji

Astri Nurfianti12 Feb 2025
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
  • LinkedIn
  • TikTok
  • WhatsApp
  • Telegram
© 2025 Citpos.id by Dexpert, Inc.
PT Sciedex Multi Press
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman
  • Kontak

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

Sign In or Register

Welcome Back!

Login to your account below.

Lost password?