Close Menu
Citpos.idCitpos.id
  • Beranda
  • Berita
  • Ekonomi
  • Politik
  • Sosbud
  • Advetori
Facebook X (Twitter) Instagram
Facebook X (Twitter) Instagram Vimeo
Citpos.idCitpos.id
Subscribe Login
  • Beranda
  • Berita
  • Ekonomi
  • Politik
  • Sosbud
  • Advetori
Citpos.idCitpos.id
Saintek

Dampak Perubahan Iklim Jangka Panjang Menurut Studi FRB

Astri NurfiantiAstri Nurfianti30 Mei 2024
Bagikan Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr WhatsApp VKontakte Email
perubahan Iklim Jangka Panjang
Ilustrasi Dampak Perubahan Iklim Berkepanjangan (.Inet)
Bagikan
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Jakarta – Studi terbaru menemukan dan menunjukkan bahwa perubahan iklim ini bisa berdampak buruk. Hal ini termasuk pada perekonomian negara pada jangka panjang. Demikian menurut Federal Reserve Bank of San Francisco yang menerbitkan studi mengenai ini. 

“Temuan kami menunjukkan bahwa dalam skenario tanpa upaya skala besar untuk mengurangi emisi karbon, peningkatan panas ekstrem di masa depan akan mengurangi stok modal di AS sebesar 5,4 persen dan konsumsi tahunan sebesar 1,8 persen pada 2200,” kata para peneliti seperti dilansir Reuters, Rabu (29/5/2024).

Bekerja di Luar Ruangan Akan Menyebabkan Heat Stress

Para peneliti menggunakan perkiraan terbaik. Sementara  itu, para ilmuwan menghitung untuk jumlah hari per tahun di mana bekerja di luar ruangan akan menyebabkan heat stress.  

Selain itu, Ia memperkirakan hal ini akan meningkat dari 22 hari pada tahun 2020 menjadi 80 hari pada tahun 2100.

Mereka kemudian memproyeksikan kemungkinan penurunan produktivitas tenaga kerja di bidang konstruksi.

Kemudian, nyatanya  hal ini tidak seperti kebanyakan sektor jasa dan manufaktur. Sebab, pendingin ruangan tidak dapat mengatasi dampak dari hari yang panas.

Efek Jangka Panjang Bagi Perekonomian Makro

Mereka berfokus pada konstruksi.  Karena, sektor ini menyumbang lebih banyak dari keseluruhan output ekonomi dan investasi AS daripada sektor lain. Dalam hal ini seperti pertanian atau pertambangan yang pekerjanya juga rentan terhadap panas.

“Penurunan produktivitas konstruksi memperlambat akumulasi modal. Oleh karena itu hal ini memiliki efek jangka panjang terhadap hasil-hasil ekonomi makro,” kata Stephie Fried, seorang ekonom senior di Fed San Francisco, dan rekan penulis Gregory Casey dan Matthew Gibson.

Dengan menggunakan skenario alternatif yang lebih kecil kemungkinannya. Yang di mana jumlah hari dengan suhu panas ekstrem meningkat menjadi 125 hari pada tahun 2100.

Peneliti menemukan konsekuensi yang jauh lebih besar dari penurunan produktivitas konstruksi. Semenara itu, proyeksi akumulasi modal turun sebesar 18 persen dan konsumsi sebesar 7 persen pada tahun 2200. 

Astronomi PErubahan Iklim Techno Update
Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr WhatsApp Email
Previous ArticleJepang Berhasil Ciptakan Satelit Kayu Pertama di Dunia
Next Article Umumkan Kembalinya GT Series CEO Realme Depankan AI

Related Posts

Perlindungan Khusus Anak Di Bawah 16 Tahun dari Instagram

11 Feb 2025

Harga Terjangkau Dari Apple, Iphone SE 4 Akan Segera Rilis!

11 Feb 2025

Huawei Lipat Tiga Raup 3 Juta Preorder Jelang Launching iPhone 16

13 Sep 2024

Huawei Mate XT: Ponsel Tri-Fold Baru Tantang Dominasi Apple di China

11 Sep 2024
Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

PB IGOCIS Jadi Jawaban Orang Tua untuk Minat dan Karakter Anak

Astri Nurfianti4 Okt 2025

Kajian Ustadzah Halimah Alaydrus Ribuan Jamaah Padati Mesjid Agung Tasikmalaya

Astri Nurfianti4 Mei 2025

Nabung Emas di Pegadaian Solusi Pelunasan Biaya Haji

Astri Nurfianti13 Feb 2025

Kemenko PMK Dukung Inovasi Ekosistem Logistik Haji

Astri Nurfianti12 Feb 2025
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
  • LinkedIn
  • TikTok
  • WhatsApp
  • Telegram
© 2025 Citpos.id by Dexpert, Inc.
PT Sciedex Multi Press
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman
  • Kontak

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

Sign In or Register

Welcome Back!

Login to your account below.

Lost password?