Langkah awal belajar sering kali dimulai dari kesalahan. Tak sedikit tokoh besar yang melalui ribuan percobaan gagal sebelum berhasil. Thomas Alva Edison, misalnya, pernah menyebut dirinya mengalami lebih dari 1.000 hingga 10.000 kegagalan sebelum berhasil menemukan bola lampu. Namun Edison tidak menyebut itu sebagai kegagalan, melainkan bagian dari proses belajar yang penuh makna.
Buku Inspiring Teaching menggambarkan secara inspiratif bagaimana kesalahan menjadi bagian dari pembelajaran. Dalam bab tentang kesalahan sebagai alasan belajar, penulis mengajak kita untuk menyadari bahwa semua orang pasti pernah salah, termasuk guru yang menjadi pelaku utama dalam dunia pendidikan. Dalam hidup, yang membedakan bukanlah siapa yang tidak pernah salah, tetapi siapa yang mampu belajar dari kesalahan itu.
Seorang tokoh pendidikan seperti Dale Carnegie pernah berkata, “Orang yang berhasil akan mengamati dan mengakui kesalahannya, lalu belajar memperbaikinya.” Gagasan ini menggema kuat dalam dunia pembelajaran modern.
“Maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang di masa itu, dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 66).
Ayat ini menjadi pondasi bahwa pengalaman masa lalu, termasuk kegagalan, adalah pelajaran penting bagi masa depan. Kesalahan dalam eksperimen, seperti yang dialami Edison, bukanlah akhir, tetapi awal dari proses inovasi. Bahkan dalam dunia pendidikan, banyak perubahan yang justru lahir dari kesalahan atau kekurangan sebelumnya.
Di bagian akhir bab, penulis buku mengajak pembaca untuk tidak takut salah. Bahkan, ia mendorong kita untuk segera bertindak, mencoba, dan terus memperbaiki diri. Sebab setiap tindakan yang salah adalah jalan menuju kebenaran.
Kesuksesan sejati bukan hanya tentang hasil akhir, tetapi tentang keberanian memulai, jatuh, lalu bangkit kembali. Dari setiap kegagalan, kita belajar untuk bertindak lebih tepat. Dari setiap kesalahan, kita menemukan cara yang lebih baik.
Kesimpulannya, kesalahan adalah guru terbaik. Jika kita mau belajar darinya, maka tak ada kegagalan yang sia-sia. Justru dari situlah awal perjalanan menuju keberhasilan sejati.


