Jakarta – Studi terbaru menemukan dan menunjukkan bahwa perubahan iklim ini bisa berdampak buruk. Hal ini termasuk pada perekonomian negara pada jangka panjang. Demikian menurut Federal Reserve Bank of San Francisco yang menerbitkan studi mengenai ini.
Bekerja di Luar Ruangan Akan Menyebabkan Heat Stress
Para peneliti menggunakan perkiraan terbaik. Sementara itu, para ilmuwan menghitung untuk jumlah hari per tahun di mana bekerja di luar ruangan akan menyebabkan heat stress.
Selain itu, Ia memperkirakan hal ini akan meningkat dari 22 hari pada tahun 2020 menjadi 80 hari pada tahun 2100.
Mereka kemudian memproyeksikan kemungkinan penurunan produktivitas tenaga kerja di bidang konstruksi.
Kemudian, nyatanya hal ini tidak seperti kebanyakan sektor jasa dan manufaktur. Sebab, pendingin ruangan tidak dapat mengatasi dampak dari hari yang panas.
Efek Jangka Panjang Bagi Perekonomian Makro
Mereka berfokus pada konstruksi. Karena, sektor ini menyumbang lebih banyak dari keseluruhan output ekonomi dan investasi AS daripada sektor lain. Dalam hal ini seperti pertanian atau pertambangan yang pekerjanya juga rentan terhadap panas.
“Penurunan produktivitas konstruksi memperlambat akumulasi modal. Oleh karena itu hal ini memiliki efek jangka panjang terhadap hasil-hasil ekonomi makro,” kata Stephie Fried, seorang ekonom senior di Fed San Francisco, dan rekan penulis Gregory Casey dan Matthew Gibson.
Dengan menggunakan skenario alternatif yang lebih kecil kemungkinannya. Yang di mana jumlah hari dengan suhu panas ekstrem meningkat menjadi 125 hari pada tahun 2100.
Peneliti menemukan konsekuensi yang jauh lebih besar dari penurunan produktivitas konstruksi. Semenara itu, proyeksi akumulasi modal turun sebesar 18 persen dan konsumsi sebesar 7 persen pada tahun 2200.


