Jakarta – CEO xAI, Elon Musk merencanakan membangun sebuah komputer super. Hal ini dalam rangka menunjang pengembangan startup kecerdasan buatan (AI) miliknya, yaitu xAI. Komputer super yang dijuluki sebagai “gigafactory of compute” ini akan dapat penunjangan 100 ribu chip Nvidia.
Bila terjadi keterlambatan, Musk menyatakan bahwa dirinya sendiri yang akan bertanggung jawab.Super komputer buatan Musk ini akan memiliki ukuran setidaknya empat kali lipat lebih besar daripada klaster GPU terbesar yang ada saat ini. Saat ini, salah satu klaster GPU terbesar digunakan oleh Meta untuk melatih model AI mereka.
Popularitas ChatGPT dari OpenAI pada 2022 berhasil menyulut persaingan kompetitif di antara perusahaan-perusahaan raksasa, Hal ini dalam mengembangkan teknologi AI. Beberapa dari perusahaan raksasa tersebut ialah Microsoft, Google, dan meta.
Tak hanya perusahaan- perusahaan raksasa, persaingan ketat dalam mengembangkan teknologi AI juga timbul di antara perusahaan startup. Sebagian ialah Anthropic, Stability AI, dan kini perusahaan startup milik Musk, yaitu xAI.
Saat ini, xAI sudah mengembangkan sebuah chatbot berbasis AI yang bernama Grok. Semuanya bisa mengakses Layanan Grok melalui platform media sosial X kepemilikan Musk.
Musk juga ialah sebagai salah satu pendiri OpenAI pada 2015. Akan tetapi, Musk memutuskan untuk meninggalkan perusahaan tersebut pada 2018 karena ia merasa tidak nyaman. Ketidaknyamanan ini muncul karena Musk merasa perusahaan tersebut lebih berfokus pada keuntungan.
Musk sempat mengajukan tuntutan terhadap perusahaan yang kini pimpinannya ialah CEO Sam Altman tersebut. Melalui tuntutan tersebut, Musk mengklaim bahwa OpenAI telah menyalahi misi nirlaba yang mereka sepakati di awal. Dengan begitu, semua orang bisa mengakses penelitian terhadap AI.
Di sisi lain, musk mengajukan tuntutan namun OpenAI turut memberikan pembelaan. OpenAI menilai tuntutan Musk ini berdasarkan pada ketidaksukaan Musk pribadi terhadap OpenAI setelah meninggalkan perusahaan tersebut.


