Dexview – Amerika Serikat (AS) meluncurkan pesawat luar angkasa X-37B dari Florida. Peluncuran perangkat milik militer AS ini dengan roket Falcon Heavy dari SpaceX. SpaceX yang mampu mengirimkan pesawat itu ke orbit yang lebih tinggi daripada roket-roket sebelumnya.
Meluncurnya Falcon Heavy ke Orbit terdiri atas tiga inti roket berbahan bakar cair, dari lokasi peluncuran badan antariksa AS (NASA). Kennedy Space Center di Cape Canaveral Live melalui situs SpaceX. Peluncuran ini berlangsung dua pekan setelah peluncuran yang tidak jadi karena cuaca dan masalah teknis.
Pesawat Luar Angkasa X-27B yang Diluncurkan Militer AS ke Orbit
Peluncuran pada Kamis (28/12/2023) malam ini juga dilakukan dua pekan setelah pesawat antariksa Cina, Shenlong atau “Dewa Naga” diluncurkan dalam misi ketiga Cina sejak 2020 lalu. Dua peluncuran ini menunjukkan persaingan AS dan Cina di luar angkasa.
Pentagon tidak mengungkapkan detail misi pesawat luar angkasa X-37B yang Angkatan Luar Angkasa AS lakukan di bawah program militer Peluncuran Keamanan Nasional Antariksa. Pesawat antariksa milik Boeing ini sebesar bus kecil dan mirip dengan kendaraan antariksa mini.
Rancangan pesawat luar angkasa X-37B dapat menyebar ke berbagai muatan dan melakukan eksperimen teknologi dalam penerbangan orbit jangka panjang. Di akhir misi, pesawat ini akan kembali ke atmosfer untuk mendarat ke landasan yang mirip seperti landasan pesawat terbang.
Sejak 2010 pesawat itu sudah terbang di enam misi sebelumnya. Lima misi pertamanya ke orbit berangkat dengan roket Atlas V dari perusahaan gabungan Boeing dan Lockheed Martin, United Launch Alliance. Penerbangan keenam pada Mei 2020 berlangsung dengan peluncuran Falcon 9 yang SpaceX bangun.
Misi Kamis kemarin menandai peluncuran pertama Falcon Heavy yang dapat membawa lebih banyak muatan bahkan membawa X-37B ke tempat yang lebih jauh. Kemungkinan hingga orbit geosynchronous yang terletak 35 ribu kilometer dari bumi.
X-37B yang juga memiliki istilah Kendaraan Uji Orbit (Orbital Test Vehicle) juga pernah terbang di orbit rendah dengan ketinggian 2.000 kilometer di atas bumi.
Pernyataan Tentang X-37B yang Timbulkan Spekulasi
Pentagon tidak mengungkapkan berapa tinggi pesawat luar angkasa itu dapat terbang kali ini. Namun, dalam pernyataannya bulan lalu, Kantor Percepatan Kapabilitas Angkatan Luar Angkasa AS mengatakan misi ke-7 melibatkan uji coba “rezim orbit baru, bereksperimen dengan teknologi kesadaran domain ruang angkasa di masa depan.”
Pernyataan ini menimbulkan spekulasi antara pakar dan pelacak luar angkasa amatir yang memperkirakan X-37B mungkin menuju orbit elips tipis sekitar atmosfer bumi. Bahkan jalurnya dapat berbalik ke sekitar bulan, ruang udara yang menarik perhatian Pentagon.
“Mungkin benda ini keluar menuju bulan dan menjatuhkan muatan,” kata direktur pemantau lalu lintas ruang angkasa perusahaan COMSPOC, Bob Hall.
Hall menganalisa lintasan objek-objek di orbit. Semakin dekat pesawat luar angkasa terbang ke bulan, semakin sulit dapat kembali dengan aman ke bumi. Belum ada pernyataan resmi apakah X-37B berhasil tiba di orbit seusai rencana peluncuran.
Beberapa saat setelah dua pendorong samping Falcon Heavy yang dapat digunakan kembali lepas dari roket, SpaceX hanya mengkonfirmasi bagian atas dari tengah roket yang membawa X-37B telah terpisah dari bagian bawahnya dan meluncur “sesuai rencana”. Semua itu terjadi dalam empat menit pertama penerbangan.
X-37B juga membawa eksperimen NASA untuk mempelajari dampak radiasi luar angkasa pada benih tanaman dalam jangka panjang. Kemampuan untuk membudidayakan tanaman di ruang angkasa memiliki implikasi besar untuk menjaga astronot tetap bergizi selama misi jangka panjang di masa depan ke bulan dan Mars.


