Dexview – Sebuah inovasi menarik datang dari sekelompok ilmuwan berbakat di MIT (Master in Information Technology) yang telah berhasil mengembangkan perangkat revolusioner yang mereka sebut sebagai alat penggetar lambung. Tujuan utama dari perangkat canggih ini adalah untuk mengatasi permasalahan global yang terkait dengan kegemukan dan obesitas.
Cara kerja dari alat penggetar lambung ini sangat menarik, di mana alat ini ini menciptakan getaran yang menghasilkan sensasi kenyang. Membantu mengurangi nafsu makan pada penggunanya, teknologi ini menjadi titik terang dalam upaya menghadapi tantangan kesehatan global. Dengan potensi untuk menjadi solusi inovatif dalam penanganan masalah kelebihan berat badan.
VIBE Sebagai Alat Penggetar di Dalam Lambung
Perangkat bernama Vibrating Ingestible Bio Electronic Stimulator (VIBE) ini hadir dalam bentuk seperti pil. VIBE ini berfungsi sebagai alat penggetar lambung, untuk menggunakan perangkat ini, pengguna cukup menelan VIBE seperti halnya menelan pil.
Setelah masuk kedalam lambung, VIBE akan masuk ke dalam lambung dan bergetar ketika berkontak dengan asam lambung, seperti mengutip Independent pada Rabu (27/12/23). Getaran dari alat penggetar lambung bisa merangsang munculnya sensasi rasa kenyang yang dapat membantu upaya penurunan berat badan.
Menurut para ilmuwan, perangkat ini bisa memberikan efek yang mirip seperti obat obesitas populer, Wegovy. Alasannya, rasa kenyang yang muncul akibat VIBE bisa membantu menurunkan asupan makan. Sehingga pengguna bisa terhindar dari risiko penyakit yang berhubungan dengan obesitas seperti kencing manis dan darah tinggi.
Saat ini pengujian VIBE baru pada hewan babi. Jumlah makanan yang babi tersebut konsumsi setelah menelan VIBE mengalami penurunan sekitar 31 persen. Studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal Science Advances.
Meski studi ini memberikan hasil yang menjanjikan, para ilmuwan menilai perlu ada penyempurnaan pada sistem VIBE sebelum beredar secara luas. Para ilmuwan juga berharap kehadiran VIBE nantinya bisa membantu orang-orang untuk mencegah kenaikan berat badan dan membantu penurunan berat badan dengan membatasi asupan kalori.
“Studi kami menunjukkan efektivitas intervensi yang rendah biaya dan noninvasif ini dalam menurunkan asupan makanan dan konsumsi kalori,” ungkap ahli gastroenterologi dari Brigham and Women’s Hospital, Giovanni Traverso.


