samarinda – Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, Puji Setyowati, menyatakan kekhawatiran yang serius mengenai kekurangan tenaga pengajar di Sekolah Luar Biasa (SLB). Ia mengonfirmasi fakta yang menunjukkan masalah kekurangan pengajar dan memanggil untuk tindakan konkret dalam mengatasi situasi tersebut.
“Kami sangat mengutamakan pendidikan SLB ini. Saat ini, anak-anak dengan kebutuhan khusus dan bakat luar biasa seperti gunung es yang tersembunyi. Banyak orang tua yang belum berani dan tidak memiliki keyakinan untuk menunjukkan bahwa anak-anak mereka memerlukan rangsangan dan pendidikan yang sesuai,” kata Puji Setyowati ketika diwawancarai setelah rapat paripurna di Gedung Utama (B) Kantor DPRD Provinsi Kalimantan Timur, pada hari Senin, 25 September 2023.
Kolaborasi Antara Dinas Pendidikan dan Universitas Negeri
Selain itu, Puji Setyowati juga menekankan pentingnya untuk mengintegrasikan jurusan pendidikan khusus dalam universitas serta memberikan dukungan yang lebih besar kepada sekolah inklusi yang saat ini memiliki keterbatasan yang signifikan. Ia menyoroti perlunya memperluas jangkauan sekolah inklusi ke seluruh wilayah provinsi Kalimantan Timur.
“Karena itu, kami berharap kolaborasi yang erat antara dinas pendidikan dan universitas negeri dalam membuka program studi untuk siswa berkebutuhan khusus,” ungkapnya.
“Kami berharap dengan kehadiran program studi khusus ini dapat memenuhi kebutuhan mereka, walaupun saat ini kami belum mengajukan saran kepada dinas. Kami akan melakukan evaluasi lebih lanjut untuk menilai seberapa besar kebutuhannya,” tambahnya.
Puji Setyowati juga menekankan urgensi peningkatan kompetensi guru-guru, terutama bagi mereka yang mengajar di Sekolah Luar Biasa (SLB), serta perluasan fasilitas pendidikan di wilayah Kalimantan Timur. Dia berharap anggaran provinsi pada tahun 2024 akan mendukung langkah-langkah ini.
“Kami akan melihat lagi apa yang telah tertuang dalam RKPD sehingga kami akan mendukung jika itu berhubungan dengan pengembangan guru-guru, khususnya untuk SLB, dan juga pengembangan serta penyediaan sarana dan prasarana untuk sekolah SMA/SMK dan SLB, laboratorium, dan sarana bermain anak,” ungkapnya.
Puji Setyowati juga menggarisbawahi signifikansi pendidikan yang bersifat inklusif, yang menerima dengan tangan terbuka semua anak, termasuk mereka yang memerlukan perhatian khusus.


